Pengurus distribusi raskin Desa Glagah Kecamatan Temon melakukan cek dan mencatat setiap pengambilan jatah raskin warga penerima di halaman balai desa tersebut, beberapa waktu lalu. (ilustrasi)
Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Yogyakarta mulai mendistribusikan Beras Miskin (Raskin) periode alokasi Januari 2016 pada Rabu (21/1/2016) kemarin di Gunungkidul.
Tahun ini, kuota Raskin DIY diperkirakan berada di angka sekitar 51.000 ton beras.
Kepala Bulog Divre DIY, M Sugit Tedjo Mulyono mengatakan, penyaluran raskin ini sudah sesuai jadwal yang direncanakan. Kuota per bulannya mencapai 4.325 ton beras dengan jumlah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM) sebanyak 288.391.
Jumlah penerima manfaat itu menurutnya masih sama dengan tahun lalu karena menggunakan hasil survey Badan Pusat Statistik pada 2011.
"Mei nanti mungkin ada perubahan angkanya mengingat 2015 kemarin BPS ada pendataan lagi dan validasinya pada pertengahan tahun ini," kata Sugit, Rabu (21/1/2016).
Secara nasional, pendistribusian Raskin tersebut menurutnya baru dilakukan di DIY dan Jawa Barat. Setelah Gungkidul, penyaluran akan dilanjutkan di Bantul pada Kamis (22/1/2016), Kulonprogo dan Bantul Sleman (23/1/2016), dan terakhir di Kota Yogya pada 28 Januari nanti.
Disebutkan, beras yang digunakan dalam distribusi raskin merupakan jenis medium dengan derajat sosoh beras 90 persen. Warnanya agak kekusaman namun menurut Sugit beras tersebut justru punya kandungan gizi tinggi.
Pihaknya berharap pendistribusian Raskin akan lancar hingga selesai.
Terkait stok beras di gudang Bulog, Sugit mengatakan saat ini jumlahnya mencapai 19.000 ton dan diperkirakan tahan mencukup kebutuhan selama 5 bulan ke depan.
Adapun target pengadaan pad atahun ini dipatok 62.500 ton beras. Terdiri atas 55.000 ton beras medium dan 5.700 ton beras premium.
Bulog saat ini menggandeng 24 mitra kerja penyuplai beras yang berasal dari Gabungan kelompok Tani (gapoktan), penggilingan besar, maupun penggilingan pembina gapoktan.
"Maret nanti kemungkinan kami akan lakukan evaluasi lagi mengingat pertengahan tahun ini kan puncak pengadaan beras," kata dia. (tribunjogja.com)
|